Minggu, 08 Agustus 2010

Polemik Tabung Gas

Tabug gas 3 Kg yang merupakan program konfersi pemerintah dari penggunaan bahan bakar minyak tanah ke bahan bakar gas menuai banyak polemik.Peran media yang gencar memberitakan tentang kejadian-kejadian ledakan tabung gas 3 kg menambah ketakutan warga dalam menggunakan gas. Tak hanya tabung 3 Kg, tabung 12 Kg ke atas pun ikut-ikutan meledak bagaikan proses resonansi dalam pelajaran fisika. bahkan proses resonanri meledaknya tabung gas ini tidak hanya dari jenis tabung yang digunakan, melaikan juga dari kalangan penggunanya. mulai dari rakyat miskin sebagai sasaran pemerintah dalam melakukan konversi, pejabat bahkan artis pun ikut menjadi korban.

Berita hangat kali baru-baru ini mengenai meledaknya tabung gas di rumah artis terkenal yang juga salah satu calon pejabat yaitu Jupe (bukan Juventus :) di daerah Cibubur Jakarta Timur. Walau tidak menimbulkan korban juwa, namun atap dapur rumah Jupe dikabarkan bolong akibat ledakan tersebut. Hal ini agak aneh juga mengingat ledakan terjadi bukan pada saat kompor mau dinyalakan, tapi ledakan terjadi setelah kompor dinyalakan selama kurang lebih 2 jam.

Dengan rentetan kejadian ledakan gas akhir-akhir ini menyebabkan beberapa warga berniat kembali ke minyak tanah. sialnya, selain sudah susah dicari, minyak tanahpun harganya melambung tinggi, lebih mahal dari bensin. Akhirnya rakyat jadi bingung. Lalu kita harus pake apa?.

Kebingungan masyarakat mengenai penggunaan bahan bakar sekarang ini sebenarnya tidak perlu terjadi seandainya banyak alternatif penggunaan bahan bakar lain. masyarakat kita sudah terlanjur tergantung pada satu jenis bahan bakar saja, dahulu minyak tanah, sekarang gas. menurut hehat saya, masyarakat harus punya beberapa alternatif penggunaan bahan bakar (sumber energy) untuk keperluan sehari-hari.

Banyak penemuan energy alternatif yang tidak berkembang

Pada saat awal rencana penghapusan subsidi minyak tanah, banyak masyarakat yang mengembangkan energy alternatif lain seperti bahan bakar gas dari kotoran, kompor batu bara, bahkan kompor tenaga matahari. namun kemana semua penemuan itu sekarang? kayaknya semuanya hilang begitu saja dan tidak ada lagi kelanjutannya. Lalu mengapa hal ini terjadi?

Setiap ide kreatif yang muncul di masyarakat kurang mendapatkan perhatian yang serius dari pemerintah. walaupun dalam beberapa acara talk show di TV atau di koran beberapa pejabat negara menyatakan mendukung, namun hanya dilisan saja dan tidak ada langkah nyata. akibatnya orang malas mengembangkan idenya sehingga tidak memicu masyarakat lain untuk berkreasi. Sudah sepantasnya pemerintah menghargai karya kreatif masyarakatnya dengan menyediakan dana dalam APBN untuk mendorong kretifitas.

Bangsa ini penuh dengan orang-orang yang kreatif, buktinya dalam beberapa olimpiade science, banyak yang dapat penghargaan bahkan medali emas. Semoga kedepannya kita dapat mengatasi kelangkaan energy ini.

(jadilah generasi penuh solusi)

1 komentar:

  1. Salam Kenal dariku, nice artikel :D Sekalian mau bilang Met Puasa bagi yang puasa. Met sejahtera bagi yang gak njalanin. Semoga selamat & damai dimuka Bumi. Amin :D

    BalasHapus